The Pursuit of Happyness




"It was right then that I started thinking about Thomas Jefferson on the Declaration of Independence and the part about our right to life, liberty, and the pursuit of happiness. And I remember thinking how did he know to put the pursuit part in there? That maybe happiness is something that we can only pursue and maybe we can actually never have it. No matter what. How did he know that?" - Chris Gardner (The Pursuit of Happyness - 2006)

Ternyata bukan hanya saya yang terkesima dan heran ketika mendengar frase "life, liberty and the pursuit of happiness" yang tertulis di Declaration of Independence Amerika Serikat 4 Juli 1776. Entah apa yang ada di benak pencetus utama Deklarasi ini, Thomas Jefferson. Dari kuliah singkat saya tentang Amerika Serikat, saya jadi tahu ada sosok di balik layar pengakuan hak di Amerika Serikat. Dialah Thomas Jefferson. Seorang Republikan yang memiliki pandangan luas mengenai persamaan hak. Seorang yang tidak terlalu banyak bicara, namun memiliki banyak ide di balik layar. He rather contributes his pen than speaking as the others do.

Menurut saya, frase "pursuit of happiness" itu unik. Sangat unik ketika sebuah negara menjamin hak warganegaranya untuk dapat mengejar kebahagiaannya dan mencantumkannya dalam Deklarasi kemerdekaannya. Sebegitu pentingkah nilai kebahagiaan?

The Pursuit of Happyness (2006) baru saya tonton tadi malam. Sempat lagi-lagi ketiduran pula. Bukan salah tulis, "happyness" dalam judul film ini memang sengaja ditulis dengan huruf "y", mengacu pada salah satu adegan di film dimana Christopher, anak dari Chris Gardner, pemeran utama film ini bersekolah di kelompok bermain milik etnis Tionghoa di kota San Francisco yang selalu salah menulis "happiness" dengan "happyness".

Chris Gardner adalah seorang salesman, namun memiliki kelebihan dalam matematika dan penghafalan angka-angka. Mengambil setting Amerika Serikat pada tahun 1981, penghasilan Gardner tidak proporsional dengan uang sewa dan pajak-pajak yang harus ia bayarkan saat itu. Keinginan kuatnya untuk mengembangkan passion dalam angka, membawanya mengikuti program magang sebagai pialang (stockbroker) di perusahaan Dean Witter selama enam bulan, tanpa digaji. Konflik pun dimulai, tabungan Gardner yang semakin terkuras, uang sewa yang selalu ditunggak, pajak yang mengharuskan seluruh tabungannya akhirnya ludes hingga istri yang akhirnya meninggalkannya dan Christopher.

Tapi Gardner adalah pejuang. Berpindah dari satu shelter house ke shelter house lainnya, tidak pernah mengambil minum di tempat kerja-dengan alasan itu membutuhkan delapan menit untuk berjalan, mengambil minum dan beristirahat sejenak; dan ia tidak punya waktu yang cukup karena tetap harus menjemput Christopher dan "berburu" shelter house untuk tempat berteduh jika malam.

Happiness is one thing that man can pursue. Semua orang berhak mengejar kebahagiaannya. Bagaimana bisa Jefferson mengetahuinya? Menurut saya, ide "pursuit of happiness" dalam Declaration of Independence itu hebat; punya makna yang dalam dan luas sekali. Kebahagiaan tidak dapat diukur oleh apapun; uang, kepintaran atau hal apapun lainnya.

I believe that I should also pursue my happiness. Everyone deserves to. Let's pursue the happiness in this New Year. Or maybe we can actually never have it; like Gardner said? Well, I won't make it harder. Promised to myself already. Happiness will always come and...happiness is real when shared. Don't wanna have some resolutions in this year. Let it be, let it be. But I've got some plans already. ;)

Happy New Year People!!
God Bless us in every step we take.

sinta :))

Comments