Mayday dan Page 23
Page 23, film besutan Jeroen Houben, dkk ini menjadi pemenang dalam 48 Hours Film Project Utrecht (Netherlands). Suguhan awalnya menggambarkan denah-denah ruangan yang ternyata di dalamnya terdapat "orang" dan barang-barang dengan label harga tertentu. Bagi yang sering melihat katalog produk sebuah perusahaan furniture terbesar Swedia-Belanda, mungkin akan tahu apa yang ingin disampaikan film berdurasi 4 menit ini. Konsumerisme dan label harga murah seakan membuat masyarakat dunia "tergantung" pada produk-produk tersebut, tanpa tahu apa yang terjadi di dalamnya. Hal inilah yang mungkin dicoba untuk dijelaskan film ini, tentu saja dengan berbagai metafora di dalamnya.
Patricia, seorang teman saya dulu bersikeras tidak mau membeli pakaian merk sebuah perusahaan besar (yang lagi-lagi berpusat di Swedia)karena concern terhadap produksi perusahaan tersebut yang katanya menggunakan buruh anak-anak di India. Baik perusahaan furniture dan pakaian jadi terbesar di Eropa itu sekarang memang telah menggalakkan program perlindungan buruh, terutama perlindungan hak anak-anak dan bersikeras bahwa mereka tidak pernah menggunakan tenaga kerja anak di bawah umur.
Menyambung kuliah Globalisasi dan Strategi hari Senin kemarin mengenai Labour dan Flexibility, serta Mayday yang jatuh kemarin, saya terkesan dengan salah satu kutipan film ini "amazingly beautiful, yet hopelessly impractical." Beranikah kita untuk menjadi seperti Patricia di tengah serbuan produk-produk bermerk luar negeri dengan harga yang menggiurkan?
Comments