Skip to main content
Naif
Naif, itu mungkin kata yang menggambarkan saya beberapa minggu kemarin. Semua yang ada saya anggap sebagai konspirasi alam, sebagai sebuah pertanda yang saya sama-samakan, yang saya hubung-hubungkan sendiri. Membaca novel Perahu Kertas, Geography of Bliss, menonton seri Parenthood dan film-film lainnya membuat saya membuat saya memiliki imajinasi sendiri; imajinasi yang menghasilkan gambaran-gambaran masa depan; yang tanpa saya sadari itu hanya rekaan saya semata; tidak ada cerita yang seindah seperti yang digambarkan.
Saya pun menjadi skeptis semalam, menjadi kecewa dengan diri sendiri; sebegitu mudahnya saya percaya dengan pertanda, dan sebegitu naifnya saya. Semalam saya memuaskan mendengarkan lagu-lagu yang lain dari biasanya, The Smiths, The Script hingga Oasis. Namun, lagu Don't look back in anger oleh duo Noel dan Liam Gallagher ini terus saya ulangi. Rasanya pas sekali, ada kemarahan,tapi penerimaan juga di dalamnya (mungkin).
"And sooo Sally can wait, she knows it's too late as we're walking on by.
Her soul slides away...but don't look back in anger
I heard you say."
Don't look back in anger, I heard you say.
Comments
karena ini 2012 akankah itu pertanda kiamat..heheheh