Lara Sementara

Image source: modernized lifestyle

Selamat datang 2016!

Tahun 2015 sebenarnya merupakan tahun yang cukup berkesan bagi saya. Lulus dari pendidikan lanjut hingga mendapatkan pekerjaan pertama. Namun, manusia seringkali merasa kurang dan kurang. Boleh memang sesekali meminta pertimbangan orang lain, namun ternyata semakin banyak pertimbangan yang kita dengarkan, semakin tinggi ekspektasi orang tentang kita, semakin sulit kita membuat keputusan. Well, we surely can not please everybody. 

Ketika memutuskan melanjutkan pendidikan lagi, banyak yang berekspektasi saya akan menjadi tenaga pengajar. Awalnya saya sedikit yakin bahwa mungkin memang ini jalan saya (dan orang-orang pun banyak yang menyarankan begitu; katanya saya cocok). Namun, di tengah perjalanan menimba ilmu, saya bingung. Saya merasa masih kurang untuk dapat jadi tenaga pengajar seperti dosen-dosen kesukaan semasa kuliah dulu. Saya masih ingin bekerja dan menggali pengalaman, bertemu orang-orang baru, bepergian ke banyak tempat hingga akhirnya tiba di satu titik saya memutuskan siap menjadi seorang pengajar. 

Namun, ternyata itu tidak semudah yang dibayangkan juga. Dengan pengalaman kerja saya yang minim, seringkali orang bingung karena gelar saya sekarang. Memang ketika pada awalnya saya melanjutkan kuliah, tidak terlintas di pikiran saya bahwa saya harus berpenghasilan xxx k atau berkarya di posisi tertentu. Namun, ketika saya lulus, semua itu berbeda. Orang-orang mulai berekspektasi tinggi pada saya. And it kills me somehow. 

Di masa-masa seperti kemarin saya percaya sekali dengan pertanda atau jalan yang tiba-tiba digariskan semesta. Suatu hari di Surabaya pada bulan Agustus 2015, saya seakan mendapatkan petunjuk dari-Nya. Pekerjaan yang dibilang orang-orang cocok untuk saya dan lokasinya dekat dengan Ajik-Mama. Sebenarnya juga pekerjaan itu bukan yang benar-benar saya inginkan, namun akhirnya dengan keberanian saya mencoba. Namun, lagi-lagi semesta berkata lain. Saya justru disarankan untuk kembali ke Jakarta, mencari pengalaman yang banyak. Saya pun kembali ke ibukota.

Ketika kembali ke Depok, pilihan saya dalam mencari kerja ada di dua bidang. Saya masih ingin sekali bekerja di NGO atau organisasi internasional. Sementara itu, pilihan kedua saya adalah bekerja di lembaga riset. Dari sejumlah CV yang disebar, akhirnya pada bulan Oktober saya mulai bekerja di sebuah lembaga riset media. Banyak yang berpendapat bahwa sebenarnya itu tidak sesuai dengan apa yang saya pelajari di kuliah, tapi menurut saya dalam semua pekerjaan pasti kita harus mempelajari segala sesuatunya dari awal lagi. Pekerjaan saya ini masih berhubungan dengan politik, itulah yang membuat saya memberanikan diri masuk ke dalamnya.

Ketika memulai bekerja di tempat baru, banyak yang saya pelajari. Tidak hanya mulai berkutat dengan media, saya juga mulai belajar tentang orang-orang di sekitar saya. Bahwa di atas langit masih ada banyak sekali langit yang lebih tinggi. Dan rasa-rasanya selama ini saya banyak sekali mengeluh atau berekspektasi terlalu tinggi. padahal banyak sebenarnya yang bisa disyukuri.

Lagi, (mungkin) semesta punya rencana lain. Di awal tahun 2016, saya mendapatkan kabar baik lainnya. Pekerjaan baru di bidang yang menarik saya sejak dulu. Saya ingat betul pada pertengahan tahun 2013 lalu pernah mengirimkan CV dan application letter ke organisasi ini dan menerima email "We regret to inform you..." beberapa minggu kemudian. Memang (lagi), di pekerjaan baru ini saya kembali harus memulai dari bawah. Namun, dengan keyakinan saya membulatkan tekad untuk pindah ke pekerjaan baru ini. Asumsinya adalah saya ingin mencoba menapaki tangga yang saya impikan sejak dulu, walaupun harus benar-benar dari bawah.

Mungkin nantinya jalan ini tidak sesuai dengan yang saya harapkan, namun setidaknya saya sudah pernah mencoba :)

Jakarta Selatan, 5 Maret 2016




Comments