My Scandinavian Dream
Viking dan Dingin (cuaca dan orang-orangnya), mungkin itu yang sering terpikir ketika tersebut nama "Skandinavia". Terlepas dari dua hal tersebut, bagi saya negara-negara kawasan ini unik. Sebagian di antara bahasa-bahasanya merupakan bahasa non Indo-Eropa yang benar-benar berbeda dari bahasa-bahasa rumpun Indo Eropa lainnya seperti Bahasa Jerman, Prancis, Spanyol atau Belanda. Tingkat kelahiran yang rendah dan jaminan kesejahteraan yang terbaik (welfare states - Swedish model) di Eropa membuat kawasan ini semakin unik di mata saya. Belum lagi kebersihan negara-negaranya yang juga terbaik di Eropa (Finlandia sebagai salah satu negara dengan jaminan kualitas air bersih terbaik) membuat Skandinavia menjadi mimpi yang entah kapan kesampaian bagi saya.
Namun, ada satu alasan utama yang mendasari mimpi saya ini. Sebuah kota terbesar kedua di pantai Barat Norwegia, Bergen; tempat asal Eirik Glambek Boe dan Erlend Oye, duo gitaris idola saya. Mendengarkan musik mereka selalu membuat saya terbuai dan membayangkan saya berada langsung di negara ini. Dan begitulah, akhirnya ketika orang-orang lain mungkin punya mimpi Prancis, Italia, Spanyol atau Jerman, saya punya mimpi Skandinavia saya.
"We'll be rich in memories of all the places we've captured without camera. We've seen the Louvre; We've seen Orion upside down. Total eclipses and the moonlight shadows; We've seen dolphins jumping waves. We've ski'ed the mountains and we swam in the rivers; And let the sunlight dry our skin. No view is wider than the eyes." - Freedom and its owner (Kings of Convenience)
Dear Scandinavian, Wait for me :)
Comments